Oleh: Dian Mahsunah (Ketua PB PGRI)
Setiap empat tahun sekali, Education International (EI) mengadakan kongres untuk memilih kepengurusan EI yang baru. Sejak tanggal 19 s.d. 26 Juli 2019, Kongres EI ke-8 kembali dilaksanakan bertempat di BITEC (Bangkok International Trade and Excibition Convention), Bangkok, Thailand. BITEC ini luasnya kira-kira empat kali JHCC Jakarta. Kongres EI kali ini dihadiri oleh perwakilan dari seluruh organisasi guru anggota EI, sekitar 170 negara termasuk Indonesia. Delegasi Indonesia diwakili oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yaitu Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., Ketua PB PGRI, Dra. Dian Mahsunah, M.Pd., dan Sekdep Hubungan Luar Negeri, Dr. Fransisca Susilawati, S.Hut.
Kegiatan hari pertama, 19 Juli 2019 dimulai dengan sesi paralel seminar membahas berbagai topik, antara lain Education and Solidarity Network, Indigenous People, Further Higher Education, and Women’s Caucus. Hari kedua, 20 Juli 2019 EI World Congress dibuka oleh Susan Hopgood, President of EI. Dalam kongres kali ini, dilakukan berbagai pertemuan untuk melakukan pembicaraan antarorganisasi guru dunia. Di sela padatnya jadwal EI World Congress, delegasi PGRI yang dipimpin Ketua Umum PB PGRI, Prof.Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. melakukan serangkaian pembicaraan dengan AFT (Association Federation of Teacher’s) organisasi guru dari Amerika Serikat (USA) untuk berkolaborasi dan bekerjasama meningkatkan kompetensi para guru. PGRI melakukan pembicaraan pula dengan EIAP, negara-negara donor yang konsisten memberikan support untuk kemajuan guru dan dunia pendidikan di Indonesia.
Dalam kongres guru internasional ini, PGRI terlibat aktif memberikan masukan dan berbagi informasi dalam berbagai sesi diskusi untuk menguatkan peran guru dalam dunia pendidikan.
Hari pertama, kedua, dan ketiga EI World Congress (19-21 Juli 2019) disebut Pra Congress yang diisi dengan acara paralel seminar dan berakhir menjelang pembukaan resmi. Salah satu paralel seminar adalah Women’s Caucus yang mendiskusikan topik Women’s Leadership and Structure. Dalam forum-forum EI isu-isu tentang gender equality and women development menjadi prioritas karena di sebagian besar negara anggota EI, masih banyak praktik diskriminasi terhadap perempuan dalam segala bidang kehidupan.
Pukul 17.00 waktu setempat pembukaan resmi EI World Congress ke-8 diawali sambutan dari tuan rumah, Raja Thailand, kemudian dilanjutkan dengan jamuan makan malam dan pertunjukan tari yang sangat indah.
Hari keempat 22 Juli pagi s.d pukul 12.30 waktu Bangkok dilakukan persiapan pemilihan President EI, Vice President, dan Secretary General, didahului dengan laporan panitia penyelenggara, panitia pemilihan, dan panitia resolusi. Siang dilakukan pemilihan dan dilanjutkan dengan penetapan President EI, 4 Vice President, dan Secretary General terpilih untuk masa bakti 2019-2023. Susan Hopgood terpilih kembali sebagai Presiden EI s.d. 4 tahun mendatang didampingi oleh David Edward (Persatuan Guru Amerika), sebagai Sekretaris Jenderal. Sedangkan empat Wakil Presiden berasal dari persatuan guru Jepang, Jerman, Brazil, dan Amerika yg masing-masing mewakili wilayah Asia Pasific, Eropa, Amerika Latin, dan Amerika.
/Dian Mahsunah/CNO