Oleh Jejen Musfah, Wasekjen PB PGRI
Suara Guru – PGRI Kabupaten Simalungun melaksanakan HUT Ke-74 PGRI HGN 2019 di Auditorium Universitas Simalungun, Kota Siantar, Selasa (3/12). Hadir dalam acara ini Kepala Cabang Dinas, Sekretaris Daerah, Wakil Ketua DPRD, Dandim 0207, Kapolres, Sekum PGRI Provinsi Sumut, Ketua PGRI Kabupaten Simalungun, Wasekjen PB PGRI, dan 1000 lebih guru dari 32 kecamatan.
Ketua panitia Marolop Panjaitan menjelaskan bahwa pada momen ini akan diserahkan penghargaan kepada Sekolah Sapta Pesona, Sekolah Ramah Anak, dan Guru Purna Bakti 2019.
Menurutnya, diperlukan solidaritas antar guru, dan kerjasama PGRI dan Pemda utk kemajuan pendidikan Simalungun.
Ketua PGRI Kabupaten Simalungun, Albert Pancasila Sipayung menyampaikan guru akan mampu merubah kualitas pendidikan. Guru adalah motivator pendidikan yang berkarakter dan bermartabat. Kita bisa sukses karena guru. Jangan pernah melupakan jasa guru.
Albert meneruskan, hari ini adalah momen perekat kebersamaan dan persamaan persepsi guru, PGRI dan pemerintah daerah. Masalah harus diselesaikan dengan mediasi dan pendekatan yang baik serta cara-cara santun dengan pemerintah dan pemerintah daerah. Kita jangan terlena masa lalu tapi harus melihat ke depan.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan SMA/ SMK, Erikson Purba menyatakan, kepala sekolah harus melayani guru. Menurutnya, kinerja PGRI Kabupaten Simalungun sudah baik.
Anggota DPRD, Tumpak Silitonga berkata, wajib semua orang hormat kepada guru. Kita bisa seperti saat ini karena jasa guru. Guru adalah ujung tombak bangsa ini. Guru harus menjadi teladan di tengah masyarakat. Guru harus menjalankan tugas dengan disiplin dan baik.
Sekretaris Umum PGRI Sumut, Usman Sinaga menyatakan, iuran adalah darah organisasi. Ia penting seperti darah bagi manusia. Karena itu, iuran bukan pungli tetapi untuk eksistensi dan pengembangan organisasi. Iuran itu didistribusikan ke PGRI Cabang hingga Pengurus Besar untuk kegiatan organisasi.
Menurut Wakil Ketua DPRD Simalungun, Shamrin Girsang, ke depan profesi guru harus menjadi profesi yang bergengsi seperti dokter, pengacara, dan hakim. Guru berperan penting dalam pembangunan bangsa.
Sekretaris Daerah, Gidion Purba menjelaskan bahwa kemajuan bangsa ditentukan oleh guru. Guru harus didukung untuk berkarya. Komitmen berkarya guru harus dijaga. Guru juga harus mencari metode yang tepat dalam mendidik siswa. Semangat pengabdian yang tinggi dari guru mampu mencerdaskan dan meningkatkan karakter siswa.
Wasekjen PB PGRI Jejen Musfah menyatakan, para guru harus membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif. Dengan demikian mereka siap menghadapi tantangan dan tuntutan zaman.
Guru harus menjadikan hal yang tak mungkin menjadi mungkin. Menciptakan peluang; selalu selangkah lebih maju. Inilah jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki setiap guru dan diajarkan kepada siswa.
Guru harus menjadi orang yang luar biasa. Berprestasi secara pribadi, mendorong prestasi sekolah, PGRI, dan pendidikan nasional. Guru harus kreatif.
Para guru tidak boleh cepat puas atas prestasi yang diraih. Guru terus meningkatkan prestasi dan karya serta mutu pribadi layaknya Toyota, Honda, dan Samsung. Orang-orang di sana terus melakukan inovasi tanpa henti setiap tahun, bulan, minggu, bahkan hari.
Guru-guru Simalungun harus melahirkan tokoh-tokoh nasional seperti Kota Siantar, baik wapres, menteri, atlet, bintang film, maupun budayawan. Contoh, Adam Malik, Dick Sudirman, Bungaran Saragih, Lo Lieh, dan Kusma Erizal Ginting.
Banyak hadiah diberikan kepada peserta guru dari sponsor acara, Bank Mandiri dan Bank BRI, seperti jam tangan, rice cooker, kipas angin, dan kompor gas. Akhirnya, selamat ulang tahun kepada guru dan PGRI Simalungun.
Ini adalah pertama kalinya, HUT PGRI Kabupaten Simalungun dan HGN yang dihadiri oleh perwakilan Pengurus Besar PGRI. Ini pertama kalinya pula, saya berkalung bunga mawar dengan baju PGRI, dan tiada henti pula guru-guru minta berswafoto. “Kalo ke daerah harus siap cape melayani guru,” bisik anggota.