Jakarta-SuaraGuru. Siapa bilang perempuan mahluk lemah dan tidak berdaya? Stigma keliru inilah yang oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ingin diluruskan. Justru peran perempuan sangat strategis dalam membangun kecerdasan anak melalui tumbuhnya budaya literasi. Selama ini peran perempuan dalam menggerakkan literasi masih belum dioptimalkan, atau dengan kata lain masih termarginalkan. Hal ini yang tersirat dalam Dialog Virtual Gerakan Literasi Perempuan Marginal yang diselenggarakan 22 Desember 2020 oleh Perempuan PGRI dalam rangka memperingati Hari Ibu dan Hari Guru Nasional/Hari Ulang Tahun ke-75 PGRI.
Dalam sambutan dan arahan pada acara pembukaan, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Unifah Rosyidi mengapresiasi kegiatan ini yang melibatkan para narasumber dari dalam dan luar PB PGRI. Kegiatan dialog virtual literasi Perempuan PGRI ini dilaksanakan melalui aplikasi Zoom yang diikuti sekitar 500 guru, pendidik, tenaga kependidikan, dan penggiat literasi dari seluruh Indonesia. Menurut Unifah Rosyidi, PGRI sangat mendukung program-program pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia seperti Gerakan Literasi Nasional, Gerakan Literasi Sekolah, dan Gerakan Literasi Masyarakat. “Peran perempuan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas keluarga di Indonesia. Perempuan harus cerdas dan literat. Perempuan sangat strategis dalam sebagai motor utama gerakan literasi di keluarga dan masyarakat, dan literasi itu harus diartikan secara luas bukan hanya membaca dan menulis”, ujar Unifah. Seperti kita telah ketahui bersama, pemerintah telah mencanangkan gerakan literasi nasional sejak awal tahun 2016 silam melalui Peraturan Mendikbud RI nomor 23/2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satunya melalui gerakan literasi.
Menurut Ella Yulaelawati, dari Perempuan PGRI dan Ketua Departemen Pendidikan Nonformal (PNF) PB PGRI yang menginisiasi kegiatan ini, dialog virtual ini sebagai bagian dari rangkaian kegiatan yang terselenggara mulai 22 Desember hingga puncaknya pada peringatan Hari Kartini 21 April 2021 mendatang. “Kami menamakan rangkaian kegiatan ini, yaitu: “Dari Perempuan PGRI untuk Indonesia: Gerakan Literasi Masyarakat untuk Perempuan Marginal. Selain dialog, kegiatan akan diisi dengan seminar, lokakarya, dialog, dan lomba-lomba”, ujar Ella Yulaelawati. Melalui berbagai kegiatan tersebut yang melibatkan para praktisi dan penggiat literasi masyarakat, peran perempuan semakin meningkat dan menjadi penggerak utama literasi di kalangan keluarga dan masyarakat.
Sebagai pembicara dalam diskusi ini adalah para penggiat literasi masyarakat, di antaranya adalah Lukman Hakim dari Sekolah Dolan, Erlina VF Ratu dari Yayasan Satriabudi Dharma Setia, Nyimas Gandasari dari Biro Komunikasi dan Informasi FTPKN, Qiroti A’yun, guru KB/BA Restu 1 Malang, Suhartono, dan Aan Anasih Nawakarana. Selain itu, dihadirkan pula pembicara dari pengurus Asosiasi Homeschooling sebagai bagian dari APKS PGRI, yaitu Mercy Sihombing. Para penggiat literasi di PB PGRI seperti, Dian Mahsunah, Kartini, Jejen Musfah, Dudung Abdul Qodir, dan Catur Nurrochman Oktavian juga menjadi para pembicara dalam dialog ini.
(Catur NO.)