Suara Guru – Pemerintah membatalkan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) karena virus korona. Sebelumnya pemerintah meliburkan sekolah sampai akhir Maret. Tidak berarti libur belajar. Pembelajaran dilakukan jarak jauh atau PJJ. Besar kemungkinan PJJ akan diperpanjang bahkan sampai Juni. Tergantung keberhasilan pemerintah menangani wabah korona.
UN tidak menjadi syarat kelulusan sekolah. UN juga tidak menjadi syarat seleksi masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain UN pemerintah juga menetapkan kebijakan terkait Ujian Sekolah (US). US tidak perlu mengukur ketuntasan capain kurikulum. Bagi yang tidak melaksanakan US bisa menggunakan nilai 5 semester terakhir.
Kebijakan ini sangat tepat di tengah situasi wabah korona. Pendidikan harus lentur dan adaptif. UN tidak perlu dilaksanakan karena belajar di rumah tidak efektif disebabkan kesenjangan akses dan fasilitas belajar antar siswa, dan kompetensi orangtua yang beragam.
Tidak semua siswa dan orangtua siap dan mampu belajar di rumah dengan baik. Disamping karena tidak biasa, juga karena tugas-tugas menumpuk dari guru-guru. Guru-guru perlu mempertimbangkan beban psikologis dan beban belajar siswa agar mereka tetap nyaman belajar di rumah.
Tugas harus bervariasi dan menekankan pada keterampilan hidup. Variasi tugas misalnya berbasis tulis tangan, ketik komputer, gambar, rekaman suara, wawancara keluarga, video, internet, dan lain sebagainya. Jika ada siswa yang tidak bisa membuat tugas karena kendala fasilitas dan akses maka guru memberikan alternatif tugas yang terjangkau siswa.
Keterampilan hidup contohnya meminta siswa menceritakan bagaimana komunikasi dengan keluarga selama berdiam di rumah, bagaimana keluarga mengatasi kebosanan di rumah, bagaimana keluarga mencegah penularan korona, bagaimana keluarga membantu penyelesaian tugas-tugas dari guru, bagaimana orangtua bekerja di rumah.
Guru harus kreatif memanfaatkan beragam alternatif pembelajaran daring atau PJJ. Tidak menggunakan pembelajaran live/ video lebih dari satu jam karena akan menguras kuota. Pembelajaran digabung antara live, komunikasi Whatsapp, Google Class Room, dan email. Guru harus memahami keragaman kemampuan ekonomi, fasilitas, dan akses siswa.
Orangtua menjadi kunci sukses belajar di rumah. Mereka mendampingi dan memotivasi anak-anak belajar dan mengerjakan tugas. Mereka mengatur kegiatan anak sejak bangun tidur hingga tidur, agar anak-anak tidak stres dan bosan. Orangtua harus meringankan dan merilekan belajar anak bukan menambah beban mereka.
Belajar di rumah akan berhasil jika guru dan orangtua bekerjasama. Komunikasi keduanya harus baik dan lancar agar anak-anak sukses dan senang belajar di rumah dalam situasi pandemi virus korona. Anak-anak bisa melewati ujian belajar ini dengan baik selama guru dan orangtua percaya dan berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak sesuai dengan keadaan dan kemampuan masing-masing. Redaksi