Persatuan Guru Republik Indonesia kembali mengadakan kegiatan Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) 2019, masa bakti XXI Tahun 2013-2019. Konkernas diselenggarakan di ruang Cempaka, Hotel Grand Cempaka, Jakarta, 8-10 Februari 2019. Peserta Konkernas berjumlah sekitar 400 orang yang terdiri dari Pengurus Besar (PB) PGRI, Utusan Dewan Penasihat PB PGRI, Utusan Dewan Pakar PB PGRI, Ketua dan Sekretaris Perangkat Kelengkapan Organisasi, Pengurus Pusat IGTKI PGRI, dan pengurus PGRI Provinsi dan perwakilan pengurus PGRI Kabupaten Kota Seluruh Indonesia.
Tema yang dipilih dalam Konkernas adalah “PGRI Sebagai Penggerak Perubahan Menuju Pendidikan Abad Ke-21”. Konkernas diawali siang hari dengan pembahasan tata tertib pelaksanaan Konkernas, dan dibuka secara resmi oleh Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal (purn) Moeldoko. Sebelum acara pembukaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP. sebagai keynote speaker, menyampaikan pemaparan Kebijakan Kemendikbud RI tentang Pemenuhan Kebutuhan Guru. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Muhadjir Effendy M.AP. menyampaikan bahwa peran guru telah bergeser di era teknologi saat ini. Generasi millenial saat ini mempunyai tantangan yang berat di era kecanggihan teknologi saat ini. Tugas guru bagaimana mengimbangi kecepatan siswa yang mengakses informasi. Guru jangan mengklaim diri sebagai orang yang serba tahu. Guru sebagai penghubung sumber informasi (resource linker) dan pengetahuan. Guru sebagai fasilitator. Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya. Guru sebagai katalisator sesuai bakat dan keahliannya masing-masing. Kekurangan anak di mata pelajaran tertentu belum tentu membuat masa depan anak itu menjadi suram. Bisa saja anak itu memiliki kelebihan di bidang lain untuk dikembangkan menunjang masa depannya.
Mendikbud juga menyinggung tentang rekruitmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Untuk ke depannya semua guru akan diisi oleh PPPK, tidak lagi berstatus PNS. Untuk tahun ini, sekitar 150.000 guru yang direkrut dengan jalur PPPK diutamakan bagi honorer K2. Karena kekurangan guru sekitar 700 ribu orang, maka Pemerintah berharap bahwa di tahun 2023, permasalahan guru honorer akan selesai. Untuk penerimaan guru melalui jalur CPNS dan PPPK terus dilakukan agar permasalahan kekurangan guru teratasi.
Kastaf Kepresidenan, Moeldoko menyampaikan selamat kepada PGRI atas pelaksanaan Konkernas kali ini, dan diharapkan PGRI sebagai mitra strategis pemerintah di bidang pendidikan menjadi motor penggerak perubahan pendidikan yang saat ini dinamikanya begitu cepat merespon era revolusi industri 4.0.
Ketua Umum Pengurus Besar, Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. mengatakan bahwa konkernas kali ini membahas materi pokok tentang laporan pelaksanaan program kerja PB.PGRI Masa Bakti XXI Tahun 2013-2019 tahun kelima, bulan Januari s.d. Desember 2018. Selain itu, dalam konkernas akan dibahas pula tentang penetapan program kerja dan kebijakan organisasi untuk tahun 2019. Menurut Unifah, Konperensi Kerja Nasional adalah forum organisasi kedua tertinggi setelah kongres. Pernyataan dan rekomendasi konferensi tentang sikap, pendirian, dan strategi organisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama di bidang pendidikan dan guru.
Konkernas yang berlangsung selama tiga hari ini(Jumat s.d. Minggu) diharapkan menghasilkan keputusan-keputusan tentang program organisasi tahun 2019 secara lebih rinci, lengkap, jelas, dan operasional yang harus dilaksanakan pengurus dari tingkat nasional hingga tingkat ranting.
Tema yang dipilih dalam Konkernas adalah “PGRI Sebagai Penggerak Perubahan Menuju Pendidikan Abad Ke-21”. Konkernas diawali siang hari dengan pembahasan tata tertib pelaksanaan Konkernas, dan dibuka secara resmi oleh Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal (purn) Moeldoko. Sebelum acara pembukaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP. sebagai keynote speaker, menyampaikan pemaparan Kebijakan Kemendikbud RI tentang Pemenuhan Kebutuhan Guru. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Muhadjir Effendy M.AP. menyampaikan bahwa peran guru telah bergeser di era teknologi saat ini. Generasi millenial saat ini mempunyai tantangan yang berat di era kecanggihan teknologi saat ini. Tugas guru bagaimana mengimbangi kecepatan siswa yang mengakses informasi. Guru jangan mengklaim diri sebagai orang yang serba tahu. Guru sebagai penghubung sumber informasi (resource linker) dan pengetahuan. Guru sebagai fasilitator. Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya. Guru sebagai katalisator sesuai bakat dan keahliannya masing-masing. Kekurangan anak di mata pelajaran tertentu belum tentu membuat masa depan anak itu menjadi suram. Bisa saja anak itu memiliki kelebihan di bidang lain untuk dikembangkan menunjang masa depannya.
Mendikbud juga menyinggung tentang rekruitmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Untuk ke depannya semua guru akan diisi oleh PPPK, tidak lagi berstatus PNS. Untuk tahun ini, sekitar 150.000 guru yang direkrut dengan jalur PPPK diutamakan bagi honorer K2. Karena kekurangan guru sekitar 700 ribu orang, maka Pemerintah berharap bahwa di tahun 2023, permasalahan guru honorer akan selesai. Untuk penerimaan guru melalui jalur CPNS dan PPPK terus dilakukan agar permasalahan kekurangan guru teratasi.
Kastaf Kepresidenan, Moeldoko menyampaikan selamat kepada PGRI atas pelaksanaan Konkernas kali ini, dan diharapkan PGRI sebagai mitra strategis pemerintah di bidang pendidikan menjadi motor penggerak perubahan pendidikan yang saat ini dinamikanya begitu cepat merespon era revolusi industri 4.0.
Ketua Umum Pengurus Besar, Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. mengatakan bahwa konkernas kali ini membahas materi pokok tentang laporan pelaksanaan program kerja PB.PGRI Masa Bakti XXI Tahun 2013-2019 tahun kelima, bulan Januari s.d. Desember 2018. Selain itu, dalam konkernas akan dibahas pula tentang penetapan program kerja dan kebijakan organisasi untuk tahun 2019. Menurut Unifah, Konperensi Kerja Nasional adalah forum organisasi kedua tertinggi setelah kongres. Pernyataan dan rekomendasi konferensi tentang sikap, pendirian, dan strategi organisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama di bidang pendidikan dan guru.
Konkernas yang berlangsung selama tiga hari ini(Jumat s.d. Minggu) diharapkan menghasilkan keputusan-keputusan tentang program organisasi tahun 2019 secara lebih rinci, lengkap, jelas, dan operasional yang harus dilaksanakan pengurus dari tingkat nasional hingga tingkat ranting.
Oleh: Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd. (redaktur Majalah Suara Guru)