Suara Guru – Jakarta. Jelang Kongres XXII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengadakan persiapan dengan melaksanakan konsolidasi dengan pengurus-pengurus PGRI di tingkat Provinsi melalui mekanisme Konkernas (Konferensi Kerja Nasional) 2019 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta pada 8-10 Februari 2019 lalu.
Acara ini dihadiri 33 perwakilan PGRI Provinsi di Seluruh Indonesia yang mengutus Ketua serta Sekretaris ataupun perwakilannya yang lain. Mendikbud Muhajir bersama Sekjen Kemdikbud Didik Suhardi dan Dirjen GTK Supriano. Diskusi Mendikbud dengan peserta Konkernas begitu hangat hingga sebelum beliau berpamitan untuk melaksanakan tugas luar kota memerintahkan Dirjen GTK Supriano untuk tetap ada di lokasi Konkernas untuk melaksanakan tanya jawab dengan peserta konkernas khususnya masalah honorer guru.
“Kepada Pak Supriano saya minta untuk tetap disini melanjutkan apa yang telah saya informasikan tadi, semoga bapak/ibu puas dengan apa yang nanti disampaikan dan mohon maaf tidak semua informasi tidak dapat dijelaskan secara menyeluruh terkait waktu yang terbatas.” ucap Muhajir.
Selain Mendikbud Muhajir, turut hadir Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Pada kesempatan ini, Moeldoko di daulat sebagai pembuka Konkernas 2019 PGRI. Dalam sambutan beliau menyatakan kekagumannya terhadap mars PGRI utamanya bait “Pencipta Kekuatan Negara”.
“Saya kagum dengan bait terakhir dari mars (PGRI) yang tadi dinyanyikan, disitu ada kata Pencipta Kekuatan Negara ini luar biasa maknanya, saya di TNI saja tidak punya,” tegasnya.
Ia juga berseloroh tentang adanya pertemuan beberapa organisasi guru non PGRI yang menginginkan hari guru nasional dirubah tidak lagi tanggal 25 november yang diambil dari kelahiran PGRI dan dia tanya dengan lugas siapa yang duluan lahir dan menertawakan komitmen mereka bahwa guru adalah pemersatu sedang mereka sendiri berpecah-pecah.
“Beberapa waktu lalu saya kedatangan beberapa organisasi guru non PGRI mereka meminta saya mencabut PP tentang hari guru yang merupakan hari lahir PGRI, tapi saya tanya kembali sama mereka, kalian lahirnya kapan? Mereka juga menyatakan bahwa guru adalah pemersatu, lah mereka saja tidak bersatu tapi berpecah-pecah. Saya malah ingin organisasi guru ya satu saja PGRI, jangan ada lagi yang lainnya repot mengurusnya,” ucap Moedoko dan disambut riuh peserta yang hadir.
Usai memberikan sambutan, Moeldoko memukul gong tanda dibukanya Konkernas PGRI 2019 ditemani Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi dan Mendikbud 1993-1998 Wardiman Djojonegoro. TYS