Jumlah guru yang menjadi anggota PGRI ada berapa? Hal Itulah yang saya tanya kepada ketua umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia. Ibu Unifah Rosyidi hanya senyam senyum saja. Saya diminta mencari tahu jumlahnya di situs ini. Situs resmi pgri.or.id.
Wow banyak sekali anggotanya. Pantesan selalu ramai sekali bila PGRI melaksanakan kegiatan. Terakhir saya ikut HUT PGRI di Stadion Pakansari Bogor, ada 45.000 guru hadir di sana. Hari ulang tahun PGRI yang sudah berusia ke-73 tahun sangat meriah sekali. Belum lagi ditambah pedagang dadakan yang ada di luar stadion.
Puncak Hari Guru Nasional juga diadakan di sana. Kemdikbud bekerjasama dengan PGRI. Saat pulang, kita harus sabar menunggu giliran. Macet total dan perlu waktu 2 jam untuk sampai ke hotel tempat kami menginap. Padahal biasanya hanya 15 sampai 20 menit sudah sampai. Cibinong bogor menjadi tempat yang ramai saat hut pgri.
Namun sayang, hanya sedikit anggota PGRI yang menulis kisahnya di blog mereka. Kebanyakan menulis dan menyebarkan foto di media sosial lainnya. Kalau dilihat memang ramai tapi sifatnya hanya sementara saja. Beda kalau menulis di blog. Kita bisa membuka kembali kapan saja dan dimana saja. Kisah nyata saya dalam mengikuti hut pgri akan terasa. Capeknya terasa, hahaha.
Blog dan keajaiban yang menyertainya akan mengajak pembaca mampir ke blog saya dan membacanya. Mereka akan hanyut dalam lautan kata yang saya tuliskan. Melihat guru-guru hebat mendapatkan penghargaan dari presidennya. Melihat mereka bahagia karena bisa berfoto mesra bersama dengan Presiden Republik Indonesia. Pak Jokowi dengan senang hati selfi Bersama kami.
Emang sih sudah banyak guru yang punya blog. Tapi baru sedikit yang mampu mengelolanya dengan baik. Bahkan ada guru yang hari itu membuat blog lalu menulis di blog. Namun, hari itu pula guru tersebut meninggalkannya. Bahkan ketika ditanya passwordnya apa? Mereka akan tertawa sendiri karena lupa dengan kata sandinya. Jadilah blog mereka terkubur oleh ulah mereka sendiri.
Seharusnya guru menjadi blogger. Punya blog pribadi di internet. Ada jejak digital tulisannya di sana. Diary online yang bernama blog mengantarkan guru tersebut dikenal dan terkenal. Tulisannya tersebar ke berbagai media. Bahkan mereka yang membutuhkannnya terkadang kejam sekali. Menyalin tulisannya tanpa izin penulisnya. Guru blogger akan memaafkannya. Biarlah tulisan itu akan menemui jalannya.
Itulah guru blogger. Mereka menulis dan terus menulis. Mereka berbagi ilmu lewat tulisannya. Hanya memberi tak harap kembali. Siapa saja boleh mengutip dan menyalin seenak hati. Baginya, berbagi ilmu itu seperti mata air yang terus diambil airnya. Semakin diambil, semakin jernih airnya.
Saya berharap banyak blogger guru seperti ini di PGRI. Hanya memberi tak harap kembali. Terus berbagi apa yang dilihat dan kuasai. Ikut menyebarkan kegiatan PGRI dan PGRI bergerak ke seluruh Indonesia. PGRI semakin dikenal dan terkenal di Indonesia dan dunia.
Dahsyat dan luar biasa kalau banyak yang menulsikannya. Berita dan informasi terbaru tentang PGRI akan cepat sekali tersebar ke sana kemari. Inilah peran blogger PGRI yang seharusnya diberdayakan. Sebab senjata utama seorang blogger adalah tulisannya. Peran guru blogger PGRI sampai saat ini belum terlihat. Padahal akan sangat dahsyat bila kita serius mempersatukannya.
Konferensi nasional guru blogger PGRI akan kami gelar. Kami berharap ada 100 orang guru anggota PGRI hadir. Kita diskusi dan saling berbagi ilmu tentang apa yang sudah dilakukan. Terutama dalam mengembangkan ekosistem sekolah berbasis TIK. Tentu saja guru TIK sangat berperan dan ikatan guru TIK PGRI siap menjadi panitianya. Sekaligus juga merayakan hari ulang tahunnya yang keempat. Imut dan lucu!