Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di bawah kepemimpinan Ketua Umum Ibu Prof Dr. Unifah Rosyidi aktif bergerak di percaturan organisasi tingkat internasional. Setelah beberapa waktu lalu, ibu Unifah terpilih sebagai anggota executive board Education International dalam Kongres Guru Dunia di Argentina, kini ibu Unifah membawa ratusan pengurus sebagai delegasi Indonesia dalam pertemuan Guru ASEAN plus Korsel yang berlangsung di Bangkok, 6-8 September 2024.
ASEAN Council of Teachers plus Korea (ACT+1) Convention merupakan pertemuan guru dan pendidik lingkup regional ASEAN yang diprakarsai PGRI sejak 1986. ACT+1 tahun 2024 merupakan pertemuan yang ke-38 dan kali ini Kurusapha (organisasi guru Thailand) didaulat menjadi tuan rumah. Pertemuan kali ini sangat meriah yang berlangsung di Hotel Berkeley Pratunam di pusat Kota Bangkok dihadiri ratusan delegasi dari 8 negara ASEAN, yaitu Indonesia, Thailand, Vietnam, Laos, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina. Korea Selatan, Myanmar, dan Kamboja kali ini absen tidak mengirimkan delegasi.
Dalam pertemuan ini, selain untuk menggalang solidaritas antarguru dan pendidik se-ASEAN, juga dimaksudkan untuk saling tukar menukar pengetahuan di bidang pembelajaran dan wawasan serta menjalin kolaborasi pendidikan antarguru dan organisasi guru di kawasan ini. PGRI berperan aktif untuk meluaskan kerja sama antarguru di lingkup regional sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air.
Pertemuan ACT+1 ke-38 tahun 2024 mengusung tema “Promoting Happy Schooling and Sustainability in Education”.
Pertemuan tahunan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan di kawasan Asia Tenggara plus Korea Selatan. Sejumlah topik penting yang dibahas, yaitu peningkatan kompetensi guru, asesmen, literasi, inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran, serta penggunaan teknologi untuk memperkuat sistem pendidikan. Para peserta juga berdiskusi tentang strategi untuk mengatasi tantangan dalam pendidikan yang dihadapi masing-masing negara, seperti ketimpangan akses pendidikan, rendahnya literasi digital, dan penyesuaian kurikulum di era digital.
Kerja sama bidang pendidikan di negara-negara ASEAN- plus Korsel memiliki arti penting dalam upaya peningkatan kualitas dan keberlanjutan pendidikan di kawasan ini. Berbagai inisiatif kerja sama dibahas, seperti program pelatihan guru, dan pengembangan program pendidikan berbasis teknologi. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas pendidikan di negara-negara ASEAN dan meningkatkan pemahaman lintas budaya antara negara-negara ASEAN plus Korsel.
Salah satu hasil penting dari pertemuan ini adalah komitmen untuk memperkuat kolaborasi dalam pendidikan berkelanjutan dan pengembangan guru. Para peserta juga sepakat untuk memanfaatkan teknologi digital dalam pendidikan untuk menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan pandemi. Di samping itu, partisipan menekankan pentingnya pendekatan yang inklusif dan kolaboratif untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan akses pendidikan yang lebih luas.
Pertemuan ACT+1 ke-38 di Bangkok berhasil menciptakan platform untuk memperkuat kerja sama bidang pendidikan antara negara-negara ASEAN dan Korea Selatan. Pertemuan ini tidak hanya membahas tantangan dan peluang di sektor pendidikan, tetapi juga menghasilkan komitmen baru untuk memperkuat kolaborasi dan inovasi di masa depan. Dengan adanya pertemuan seperti ini, diharapkan hubungan pendidikan dan pertukaran pengetahuan antara guru dan pendidik se-ASEAN dan Korea Selatan semakin erat, dan mendukung kemajuan pendidikan di kawasan ini. (CNO)