Suara Guru – Ketua PGRI Provinsi Sumut Abdul Rahman Siregar melantik Pengurus PGRI Kabupaten Nias Barat masa bakti 2020-2025, Rabu (4/3/2020), di Hall Tokosa Nias Barat. Pelatikan dihadiri oleh Bupati Nias Barat Faduhusi Daely, Ketua DPRD , dan Wasekjen PB PGRI Jejen Musfah.
Dalam sambutannya Bupati menyatakan, PGRI merupakan mitra strategis Pemda dalam bidang pendidikan. “Pemda siap kerjasama dengan PGRI. Dana pembinaan guru sudah dianggarkan pada 2020 ini,” katanya.
Hari ini merupakan hari bersejarah bagi Nias Barat, sebab untuk pertama kalinya dibentuk PGRI di sini.
Lebih 1000 guru honorer sudah memiliki SK Bupati. Rata-rata guru honorer mendapatkan 1 juta. “Tanpa guru negara hancur,” kata Faduhusi yang mantan guru SD ini. Menurutnya, PGRI bisa menjadi mitra kritis terhadap kebijakan pendidikan. PGRI haru memberikan saran kepada Pemda.
Ketua PGRI Siado Zai menyatakan, pelantikam ini terjadi berkat dana hibah kabupaten dan dinas pendidikan. “PGRI Nias Barat membutuhkan dukungan dan bimbingan kabupaten, DPRD, PB PGRI, dan guru-guru,” pintanya.
Siado Zai menegaskan, PGRI berkomitmen pada perjuangan nasib guru dan perbaikan sistem pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Yosafati Hia mengharapkan, PGRI berfungsi baik sehingga dapat bekerjasama dan meningkatkan profesionalitas dan mutu pendidikan. Contoh, mendorong guru menggunakan bahasa Indonesia saat pembelajaran. Bukan bahasa daerah.
“Pengurus PGRI, jadilah berkat bagi guru,” pintanya.
Abdul Rahman Siregar menyatakan, membangun kerjasama, dialog, dan komunikasi yang baik dengan Pemda, DPRD, dan pemerintah merupakan kunci sukses perjuangan PGRI. “Pengurus PGRI harus aktif membangun jaringan dan memperjuangkan nasib guru honorer,” kata Rahman.
Rahman menambahkan, “Bupati layak mendapatkan penghargaan Dwija Praja Nugraha atas komitmennya pada pendidikan, khususnya guru honorer”.
Setelah acara pelantikan, dilanjutkan seminar pendidikan tentang Ke-PGRI-an, Merdeka Belajar, dan Pembelajaran Digital. Hadir sebanyak 379 guru dan kepala sekolah TK, SD, SMP, SMA/ SMK Nias Barat.
Jejen Musfah memberi tips agar guru kreatif, “yang utama adalah memiliki pikiran bahwa saya harus menjadi guru yang luar biasa dan guru yang hebat. Motivasi positif itu akan mendorong para guru untuk senantiasa berpikir dan bekerja kreatif dan inovatif, termasuk dalam bidang litetasi”. (JM)