Suaraguru-Jakarta. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) terus bergerak di masa Pandemi Covid 19. Pembatasan Sosial yang ditetapkan pemerintah tidak menghalangi PGRI untuk tetap menjalankan berbagai kegiatannya. Di zaman teknologi yang pesat saat ini, pertemuan secara fisik dapat diganti dengan pertemuan secara virtual di dunia maya melalui berbagai platform digital.
Sesuai dengan jati diri PGRI sebagai organisasi Profesi, Perjuangan, dan Ketenagakerjaan, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan PGRI senantiasa untuk meneguhkan jati diri tersebut. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan PGRI di masa Pandemi Covid-19 ini adalah sebagai berikut.
- Permohonan PB PGRI Kepada Pemerintah, Kemendikbud, Kemenag dan Pemerintah daerah (pada awal pandemi) agar segera memerintahkan sekolah/madrasah di seluruh wilayah Indonesia dan sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk:
- Meniadakan sementara pembelajaran tatap muka di kelas dan menggantinya dengan penggunaan Teknologi Informasi atau penugasan via email/WA, program e-learning, google classroom, dan program sejenisnya, atau memberikan pembelajaran berbasis projek; Menunda pelaksanaan evaluasi pembelajaran atau evaluasi dapat dilaksanakan dengan penugasan yang hasilnya dapat dikirim melalui email para guru dan atau media sejenisnya;
- Meniadakan sementara berbagai kegiatan yang sifatnya massal di area sekolah; Tidak mengikuti kegiatan lomba-lomba ke luar sekolah;
- Menjaga lingkungan tetap higienis, dan menjaga kesehatan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pemerintah (Kemendikbud) mengeluarkan surat edaran siswa belajar dari rumah dan guru memberikan pembelajaran tanpa terbebani target kurikulum.
2. Mengimbau guru dan orang tua dapat bekerja sama selama pandemi Covid 19. Surat imbauan ini sebagai langkah pencegahan penyebaran corona agar tidak semakin meluas.
3. PGRI mengadakan rakornas virtual yang diikuti 500 pengurus PGRI 34 provinsi dan kab/kota yang menghasilkan beberapa poin untuk disampaikan kepada pemerintah dan pemerintah daerah:
- Memberi apresiasi kepada tenaga media dan medis atas komitmen dan dedikasinya menjadi pahlawan kemanusiaan di tengah pandemi.
- Meminta pemerintah segera menyusun Panduan Mengajar Jarak Jauh bagi guru, siswa, dan orang tua, sehingga pembelajaran tetap efektif tanpa menimbulkan kebosanan atau kelelahan bagi siswa. Guru memiliki alternatif model mengajar daring maupun luring. Orang tua merasa nyaman selama mendampingi anak-anaknya belajar.
- Mengingat kondisi geografis Indonesia, dan keterbatasan jangkauan internet, PGRI memohon agar pembelajaran di rumah selain menggunakan berbagai platform digital juga memberdayakan TVRI untuk menyiarkan berbagai program belajar mengingat jangkauan siaran TVRI yang luas mencakup seluruh nusantara. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kemendikbud yang menggandeng TVRI membuat program belajar dari rumah dengan menyiarkan program-program edukasi terjadwal sesuai jenjang pendidikan.
- Mengusulkan dana UN yang ditiadakan dapat dialihkan untuk penanggulangan Covid 19 dan untuk insentif guru honorer swasta yang terdampak.
- Meminta pemerintah meniadakan syarat harus memiliki NUPTK bagi guru honorer yang bisa menerima honor dana BOS, mengingat untuk mendapatkan NUPTK harus memiliki SK Pengangkatan Guru Honorer dari Kepala Daerah. Sementara banyak Kepala Daerah tidak bersedia menerbitkan SK Pengangkatan Guru Honorer karena adanya PP Nomor 48 Tahun 2005. Kami mengusulkan guru honorer yang belum memiliki SK Kepala Daerah maupun yang belum memiliki NUPTK dapat diberikan honor dari dana BOS, melaluiPengakuan SK Kepala Sekolah. Hasil rakornas tentang permohonan agar dana bos tidak mensyaratkan NUPTK dikabulkan pemerintah (Kemendikbud) dengan mengeluarkan Permendikbud 19 tahun 2020 yang mengakomodir permohonan tersebut.
- Mengusulkan untuk memberikan perhatian khusus kepada guru-guru honorer, khususnya di daerah 3T melalui insentif khusus, baik melalui APBN maupun APBD.
- Memohon kepada Pemerintah untuk segera meng-SK-kan guru-guru honorer yang telah dinyatakan lulus P3K tahun 2019.
- Memerintahkan agar pengurus PGRI di semua tingkatan dapat membentuk Crisis Centre dan Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS), berkoordinasi dengan pemerintahan daerah setempat, dan membuat dan menyebarkan Konten dan Model-model Pembelajaran Jarak Jauh. Crisis Centre juga membantu pemerintah, Pemda, masyarakat, khususnya guru honorer dan guru 3T dalam turut serta memerangi covid-19.
- Melakukan penundaan Konferensi PGRI Kabupaten/ Kota paling lambat Desember 2020.
- Menghimbau PGRI di seluruh tingkatan melakukan aksi solidaritas terhadap masyarakat terdampak wabah pandemi corona.
- Mendesak pemerintah untuk membayarkan TPG Tri Wulan Pertama kepada para guru yang berhak menerimanya sesuai peruntukkannya tanpa melalui validasi pemenuhan beban kerja selama pandemi covid-19. Alhamdulillah pemerintah melalui Kemenkeu telah merealisasikan dan menjamin bahwa anggaran TPG aman.
- Memohon kepada pemerintah untuk tetap membayarkan Gaji Ke-13 dan THR kepada para guru, dosen, dan tenaga kependidikan. Permintaan kepada pemerintah agar tetap memberikan THR guru ASN dan pensiunan terkabul melalui siaran pers Menkeu bahwa ASN TNI Polri eselon III ke bawah tetap akan mendapatkan THR termasuk guru dan pensiunan guru
- Salah satu rekomendasi hasil Rakornas Virtual PGRI, untuk mendirikan crisis center Covid 19 di PGRI provinsi dan kab/kota dan telah berjalan untuk turut membantu pemerintah dan masyarakat yang terdampak. Kegiatan yang dilakukan berupa penggalangan donasi dan memberikan bantuan berupa sembako, masker, Alat Pelindung Diri, Hand Sanitizer dan lain lain.
- Sesuai jati dirinya sebagai organisasi profesi, PGRI mengadakan berbagai pelatihan secara virtual atau daring, menggunakan streaming youtube, skype, zoom, dan webex. PGRI mengadakan berbagai pelatihan-pelatihan daring di berbagai daerah dengan menghadirkan narasumber pengurus APKS PGRI dan pengurus besar.
Dalam rangka hari pendidikan nasional dan kebangkitan nasional di bulan Mei 2020, PGRI bekerjasama dengan Rumah Perubahan dan Mahir Academy akan mengadakan serangkaian webinar Guru Daring Milenial bertajuk Self Driving for Teacher menghadirkan Prof. Rheinard Kasali, Ph.D dan Prof.Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. Bagi yang berminat mengikuti webinar series ini dapat mendaftar di bit.ly/gurudaring .
Reporter: Wdy, editor: Catur N.O.