Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Ketua PGRI Kota Sukabumi)
Sungguh indah melihat senyum dan komentar Ibu Ketua Umum PB PGRI Dr. Unifah Rosyidi saat perjuangannya bersama IG TIK PGRI berbuah hadirnya mata pelajaran informatika. Mata pelajaran informatika ini nama lain pengganti dari mata pelajaran TIK yang pernah jaya pada waktunya.
Ibu Ketua Umum tersenyum dan bahagia saat ada yang mengaku berjasa hadirnya kembali mata pelajaran TIK. Bagi dirinya silahkan siapa saja boleh mengaku berjasa, yang terpenting bagi dirinya adalah kebahagiaan bathin para guru TIK. Para guru TIK adalah anggota PGRI. Bu Ketua Umum PB PGRI telah berjuang susah payah melobi Mendikbud dan kini berbuah.
Masalah siapa yang mengklaim nampaknya Ketua Umum PB PGRI tak ambil peduli. Biarkanlah para guru TIK bahagia dan merasa dihargai dengan kembalinya mata pelajaran TIK. Bahkan terkait ada satu pihak yang mengaku berjasa karena TIK kembali Ia pun tersenyum dan turut bahagia. Rekaman visual dan saksi sejumlah pertemuan antara Ketua Umum PB PGRI dan Mendikbud terekam baik.
Rekaman medik perjuangan PGRI mengembalikan pelajaran TIK terutama ada di tangan Sang Pejuang TIK. Om Jay namanya. Saya tahu persis saat Ia disindir menteri bahwa mata pelajaran TIK telah terkubur. Jangan dibangunkan lagi. Kini hadirnya mata pelajaran informatika adalah wujud metamorphosis pelajaran TIK.
Saya tahu persis sosok Om Jay. Bertahun-tahun lelah berjuang mengupayakan dikembalikannya mata pelajaran TIK. Om Jay berjuang tiada hasil saat bergabung dengan organiasi di luar PGRI. Om Jay sosok yang cerdas. Saat Ia hampir kehabisan tenaga memperjuangkan TIK kembali. Segera Ia merapat pada PGRI.
Om Jay, Aki Try dan Dr. Iwan Setiawan anggota PGRI Kota Sukabumi terus berjuang. Ibarat “teori dorong angkot mogok”. Bila angkot mogok dan hanya didorong oleh satu dua anak kecil maka angkot akan tetap ditempat. Om Jay memahami teori ini. Ia kemudian pindah dari organisasi “anak kecil”. Ia meminta PGRI sebagai organisasi yang lebih besar untuk mendorong.
Buktinya, berkat dorongan kuat dari organisasi besar “angkot” kembali jalan. Om Jay sosok cerdas. Ia adalah guru berprestasi nasional. Ia manusia go bloger terbaik. Ia menulis sejumlah buku. Ia tiap hari menulis di blognya. Di Kompasiana dan sejumlah jejaring maya lainnya. Ia kini mencintai PGRI dan meninggalkan organisasi lamanya karena kecewa dan trauma. Kini Om Jay menjadi pahlawan sejati. Bukan pahlawan kesiangan yang ngaku-ngaku.
Semoga tulisan ini mengingatkan Om Jay pula saat Saya katakan, “Om Jay, tempel Bu Ketua Umum biarkan Beliau yang terus “berbisik” memperjuangkan kembalinya pelajaran TIK. Percaya sama Saya Ibu Ketua Umum akan memperjuangkan dengan caranya sendiri. Beberapa kali Saya dan Om Jay menyakisikan dihadapan publik bagaimana Ketua Umum PB PGRI Dr. Unifah Rosyidi menyuarakan aspirasi puluhan ribu guru TIK. Mendikbud biasanya manggut-manggut dan mempertimbangkan aspirasi dari Ibu Ketua Umum PB PGRI.
Rekaman perjuangan Ibu Ketua Umum PB PGRI dan Om Jay terekam baik dalam jamaah PGRI dan komunitas guru-guru TIK. Selamat Om Jay, TIK tiada Informatika hadir. Biarkanlah pahlawan kesiangan bermunculan itulah dinamika. Ingat Om Jay! PGRI lah yang memperjuangakan anggaran 20 persen pendidikan dan hadirnya TPG. Adakah pahlawan kesiangan lain yang mengaku-ngaku? Mengaku-ngaku berjasa hadirnya TPG? Belum ada sampai saat ini. Karena gak ada bukti keterlibatan.