Oleh: Catur Nurrochman Oktavian (CNO), Pengurus Besar PGRI
Jakarta-SuaraGuru. Evaluation and Planning Meeting (EPM) tahun 2020 berlangsung secara virtual 14-15 Desember 2020. Kegiatan EPM ini dihadiri Mr. Anand Singh Chief Coordinator Education International Asia Pacific, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Unifah Rosyidi, Sekjen Ali Arahim, dan jajaran Pengurus Besar PGRI Masa Bakti XXII. Dalam pertemuan ini hadir perwakilan dari negara-negara project consortium, yaitu Hendry Rajendra dari AEU (Australia), Tamaki Terazwa dari JTU (Jepang), Robert Gustafson dari Lärarförbundet (Swedia), dan Astrid Thomassen dari UEN (Norwegia). Mereka didampingi penerjemah dari staf EI, Desry. Kegiatan EPM ini dihadiri pula oleh para Lead Organizer dari berbagai provinsi di Indonesia, perwakilan pengurus PGRI provinsi, dan pengurus PGRI kabupaten/kota.
Agenda kegiatan EPM antara lain; pembukaan yang diawali sambutan chief coordinator EIAP, Mr. Anand Singh dilanjutkan dengan sambutan/paparan Ketua Umum PB PGRI, Prof.Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. Ketum PB PGRI juga menjelaskan tujuan dan harapan dari adanya kegiatan EPM ini. Kegiatan ini dilanjutkan dengan presentasi Prof. Eko Indrajit mengenai inovasi yang dilakukan PB PGRI selama pandemi melalui PGRI SLCC.
Selain itu, pemaparan kegiatan yang dilakukan selama kurun waktu 2020 dan rencana kegiatan rencana aksi nasional di 2021 (tujuan proyek dan indikator kinerja).disampaikan oleh Dra. Dian Mahsunah, M.Pd. Laporan keuangan kegiatan yang dilaksanakan pada 2020 disampaikan oleh Wakil Bendahara PB PGRI, Drs. Samidi, M.M.
Menurut Anand Singh, semua pihak sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada sekolah, masyarakat, dan kehidupan manusia, dan PGRI terus berjuang untuk bertahan bagi seluruh anggota dan masyarakat. Pandemi ini tidak hanya memberikan dampak negatif, tetapi juga ada dampak positif yang ditunjukkan oleh PGRI melalui berbagai inovasi kegiatan untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Mr. Anand Shingh menilai bahwa PGRI semakin independen, demokratik, dan kuat. Selain itu, Ia berharap agar PGRI dapat berbagi praktik terbaiknya kepada organisasi-organisasi guru di Asia Pasific.
Perwakilan dari negara-negara konsorsium proyek yang terdiri dari Swedia, Jepang, Norwegia, dan Australia juga sangat mengapresiasi akan usaha dan kontribusi yang sudah dilakukan PGRI dalam program ini. Mr. Robert dari Lärarförbundet (Swedia) mengatakan bahwa 2020 merupakan tahun yang berat dan penuh tantangan. Guru-guru di Swedia membutuhkan banyak support untuk menghadapi pandemi dan Lärarförbundet memberikan support melalui advokasi ke pemerintah. Mr. Robert mengapresiasi PGRI di bawah komando Ibu Unifah yang mengadvokasi ke pemerintah terkait gaji guru, subsidi kuota internet, dan lain-lain. “PGRI telah menjadi contoh dalam peningkatan kompetensi guru, dan kami bangga sebagai mitra PGRI”, ujar Robert.
Kegiatan EPM dilanjutkan pada Selasa, 15 Desember 2020 dengan agenda penyampaian kinerja utama dan hasil kegiatan project serta dampaknya terhadap PGRI. Sebelum penutupan, diharapkan kegiatan ini menghasilkan beberapa rekomendasi bagi PGRI dan EI di masa mendatang. /CNO/