Suara Guru – Jakarta. Peningkatan mutu dan kualitas kader organisasi adalah sebuah keharusan khususnya kader perempuan yang saat ini secara kuantitas mendominasi di keanggotaan PGRI, berkaitan dengan hal tersebut PGRI bekerjasama dengan EI (Education International) melaksanakan Workshop Badan Khusus Perempuan PGRI pada 6-8 November 2018 bertempat di Fave Hotel Pasar Baru.
Acara ini dihadiri 34 orang anggota PGRI mewakili seluruh Provinsi yang ada, serta dihadiri oleh penguru harian PB PGRI yaitu, Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi, M.Pd., Ketua PB PGRI Drs. Usman Tonda, S.H., M. Pd, Ketua PB PGRI Dr. Didi Suprijadi, M.M., Ketua PB PGRI Dr. Hj. Euis Karwati, M. Pd dan Sekretaris Departemen Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, Dosen, Wakil Sektretaris Jenderal Hj. Farida Yusuf, M. Pd dan Tenaga Kependidikan Dra. Hj. Rachmawaty AR, M.M.
Workshop Badan Khusus Perempuan PGRI dibuka langsung Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi, pada sambutannya ia berpesan bahwa setiap kader PGRI harus peka terhadap perubahan dan tidak bisa berjuang dengan menggunakan gaya-gaya lama seperti unjuk kekuatan. “Zaman saat ini sudah berubah, kita tidak bisa lagi menggunakan gaya-gaya lama dengan unjuk kekuatan untuk menekan pemerintah,”tegasnya.
Ia mencontohkan beberapa hasil perjuangan PGRI yang saat ini dicapat berkat lobi-lobi tanpa harus melakukan unjuk kekuatan. Karena penggunaan unjuk kekuatan lebih banyak dampak negatifnya dibanding dampak positifnya. “Saat ini kita berhasil mendesak perubahan pada UU ASN khususnya mengenai umur pengangkatan ASN sampai dengan umur 58 tahun atau 1 tahun sebelum masa pensiun”,tegas Unifah. TYS